Picture by: kompiancur.blogspot.com |
Hari ini gue mandi di jam normal
umumnya orang-orang yang dapat liburan panjang hari Lebaran, iya ketika itu
waktu menunjukan pukul jam 12 WIMISD (Waktu Indonesia Menunaikan Ibadah Shalat
Dzuhur) dan bergegas gue menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian
melaksanakan shalat Dzuhur. Dibawah kucuran air shower yang sangat deras gue
teringat moment-moment saat gue melewati hari Ramadhan bersama keluarga.
Ketika gue kecil, gue selalu
semangat menunggu Adzan Dzuhur, karena waktu itu gue masih bocah jadi gue puasa
setengah hari dulu, maklum namanya juga lagi belajar. Selesai pulang sekolah guepun
bergegas menuju rumah bernaikan ojek yang ketika itu ongkosnya masih 500
rupiah. Gilak! Sekarang 500 dapet apa
men! Banci yang suka ngamen di pisbak aja minta dua rebu! Sesampainya
dirumah terjadi percakapan dengan almarhumah Sri Dewi Astati (nyokap gue).
‘assalammualaikum’ sapa gue
ketika membuka pintu rumah model Jepang yang digeser kesamping
‘waalaikumsalam’ sahut nyokap
dengan nada penuh cinta
‘ehhh centong udah pulang, gimana
tadi PR nya? Bener semua gak?’
Iya centong adalah panggilan
sayang nyokap ke gue. Cara manggilnya ‘Ceuntong’ bukan ‘Centong’ seperti
tulisannya, huruf ‘E’ dibuat sedikit keSUNDAan sehingga terdengar nada yang
sedikit absurd.
‘tar aja mah ceritanya, udah
adzan nih, adi laper ambilin makan mah’
‘iya mamah ambilin, adi ganti
baju dulu sanah’
5menit kemudian di ruang keluarga
yang cukup besar sudah tersajikan makanan di depan TV dan makanan hari itu adalah
menu kesukaan gue, yaitu sop ayam + tempe goreng. Tanpa menunggu lama segera
gue lahap dengan brutal tanpa menyisakan sebutir nasipun. Nyokap melanjutkan
kegiatannya yang sempat tertunda oleh kedatangan anaknya yang nyusahin satu
ini, membaca majalah. Siang itu di ruang keluarga gue makan ditemenin oleh
almh. nenek gue yang gue panggil dengan sebutan Mamaninik. Beliau sibuk
menonton TV sambil tengkurep dan akhirnya seringkali berbalik posisi, menjadi
beliau yang ditonton oleh TV.
Ibu adalah makhluk yang indah yang pernah Tuhan ciptakan, sampai seorang
napi rela kabur hanya untuk menemui ibunya yang sedang sakit di rumah, kemudian
napi itu kembali lagi ke sebuah tempat dimana seharusnya dia berada, Hotel
Prodeo.
Tak jarang kala itu salah seorang
teman suka ikut berbuka puasa setengah hari dirumah gue. Sebut saja Rangga, ya
Rangga adalah teman sekelas sekaligus tetangga RT 10 yang kadang suka main PS
dirumah gue sambil buka puasa setengah hari dengan nescafe ice. Dan kegiatan
itu sering kita lakukan sebelum jam 12 tiba. Anak kelas 3SD boleh dimaklumin
kan? Hehe
Dari kecil dan beranjak remaja
moment yang paling gue nantikan adalah moment seperti ini. Moment menjelang
Lebaran, berkumpul bersama keluarga. Tidak banyak yang dilakukan termasuk jalan
ke Mall bersama keluarga dan membeli baju baru. Itu bukan gue banget ! Hanya
berkumpul, berbincang sambil melihat TV di ruang keluarga yang tidak terlalu
besar juga terlalu kecil adalah hal dimana sebuah keindahan dan keharmonisan tercipta.
Tapi itu dulu,dulu sebelum
akhirnya keadaan memaksa gue untuk tinggal sendiri dan melewati moment terbaik
ini sendiri. Di depan layar laptop dan bercelanakan boxer gembelpun gue
berfikir ‘kapan ya gue, nyokap, kakak dan bokap bisa berkumpul bersama lagi di
moment seperti ini.’ Hal ini emang gak akan mungkin terulang lagi tapi tetap menjadi
hal yang tak terlupakan karena sudah terekam didalam otak. Ketika kita ingin
mengulangi lagi tinggal klik PLAY, maka memori itu akan berputar selama yang
kita mau tanpa perlu mengatur shuffle bagian mana yang ingin dimainkan.
Bukan bagaimana kita menghabiskan sisa waktu Ramadahan tapi dengan siapa
kita menghabiskannya. Ya, Keluarga.
Perpisahan emang bukan akhir dari
segala-galanya, termasuk berpisah dengan nyokap gue. Gue yakin suatu saat nanti
kita akan dipertemukan lagi dalam keadaan terbaik dan ditempat terbaik yang
sudah Tuhan ciptakan. Moment Lebaran adalah moment dimana berkumpulnya kembali
keluarga yang telah dipisahkan oleh berbagai macam kegiatan serta saling
meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan satu sama
lain. Dan merupakan moment terbaik untuk cari peluang. (baca: THR) hehe
Jadi, gimana moment Lebaran
menurut kamu ?
ceritanya penuh makna
BalasHapushehe, makasih mas :D
Hapus